Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang terus memantapkan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hal ini dilakukan salah satunya dengan melakukan rapat koordinasi antara kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerja Sama, para wakil dekan bidang akademik, para ketua prodi S1 dan tim pengelola implementasi MBKM.
Wakil Rektor bidang Akademik UIN Maliki Malang Prof Dr Hj Umi Sumbulah MAg,l memgatakan, salah satu bentuk implementasi MBKM adalah program pertukaran pelajar. Program tersebut memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa, tidak hanya bidang akademik namun juga non-akademik. Dalam wawasan, khususnya pemahaman pluralisme dan kondisi sosial kemasyarakatan di berbagai daerah di Indonesia akan lebih dipahami oleh mahasiswa.
Menurut Prof Umi, program ini dapat menjadi daya tarik bagi perguruan tinggi untuk saling bekerja sama. Selain itu, ini menjadi modal dasar untuk saling belajar sehingga semua perguruan tinggi akan menjadi pusat pembelajaran yang spesifik, unik dan distingtif di seluruh tanah air.
Program ini dilaksanakan selama satu semester dengan sistem alih kredit sebanyak 20-40 SKS. Pada lingkup PTKIN (perguruan tinggi keagamaan Islam negeri), program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (Permata) telah dilaksanakan namun masih sebatas melalui konsorsium keilmuan prodi-prodi di Fakultas Sains dan Taknologi (Saintek). “Sehingga perlu adanya perluasan lingkup program tersebut untuk fakultas lainnya yang ada di PTKI,” jelas Umi.
Karena itu, melalui forum ini, UIN Maliki memfokuskan untuk berdiskusi membahas delapan model MBKM; menginisiasi pembuatan website khusus MBKM; pengambilan kebijakan terkait jumlah SKS tidak harus 20 dalam 1 paket tetapi bisa dibagi beberapa mata kuliah. Termasuk juga, prodi diharapkan memilih tenaga pengajar terbaik untuk mata kuliah yang ditawarkan pada program tersebut.
Ke depan, UIN Maliki berharap, pertukaran pelajar dapat diperluas dengan perguruan tinggi negeri (PTN) lainnya serta tidak hanya untuk Fakultas Saintek. Adapun panduan MBKM model lain seperti magang, asistensi mengajar, proyek kemanusiaan, dan lain-lain akan disempurnakan melalui workshop, khususnya terkait konversi SKS atau dalam bentuk SKPI
“Mari kita persiapkan dan sukseskan program MBKM ini karena sudah ada MoA dengan 47 PTKIN. Program belajar di luar prodi yang menjadi salah satu model MBKM ini juga tertuang dalam indikator kinerja utama (IKU) yang harus dilaksanakan masing-masing program studi,” pungkas Umi.
dikutip dari https://www.malangtimes.com/